Kamis, 12 Agustus 2010

penistaan terhadap idealisme

baru tersadarkan, atau selama ini berusaha membohongi diri bahwa kenyataannya aku terus bergumul dengan tempat pelacuran. melacurkan idealisme untuk uang recehan. sungguh sedih ketika idealisme hanya menjadi kantong kresek yang indah untuk membungkus kebusukan menjadi keindahan, kecacatan menjadi kesempurnaan, dan kesemrawutan menjadi ketertataan...hebatnya.

tak dipungkiri bahwa realitas kehidupan menuntut ini dan itu, tetapi bukan berarti harus melacurkan idealisme untuk pemenuhan tersebut. tidak segala cara harus kita tempuh asalkan menghasilkan rupiah kan?

sedari awal kukira, aku bisa hidup bersinergi dengan ketercapaian idealisme yang selama ini menjadi bendera kita. tapi ternyata kini baru kutahu bahwa idealisme hanya bendera yang tak memiliki ruh sama sekali.

hingga kini, aku masih meyakini bahwa sesungguhnya aku bisa hidup tanpa harus menginjak-nginjak idealismeku sendiri. tak perlu ada kepura-puraan. tunjukanlah kenyataannya. biar mereka tahu. tak perlu malu atau ragu, apalagi khawatir akan mati kelaparan karena setia pada idealisme.

saatnya berfikir ulang, jalan lain yang harus kutempuh. jalan yang "aman" agar aku tetap eksis tanpa harus turut menistakan idealismeku sendiri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. komentar, kritik, saran, atau apapun dipersilahkan..