Senin, 03 September 2012

"Orang baik itu,,wajib punya ambisi.."

"Orang baik itu,,wajib punya ambisi,,ambisi untuk menegakan amar ma'ruf nahi munkar, ambisi untuk menegakan kedaulatan, dan menebarluaskan kesejahteraan, dan itu wajib"..itulah kalimat yang akhir-akhir ini sering kuucapkan, baik kepada sahabat, kolega, bahkan kepada istri tercinta. bukan tanpa sebab, kalimat itu muncul ketika saya menyadari bahwa ada fenomena orang baik seringkali mundur dan mengucilkan diri bahkan seolah-olah melepaskan diri dari tanggungjawab untuk mencegah kemungkaran, khususnya kalo urusannya dengan jabatan tertentu.

mereka seringkali mengeluhkan atasannya begini--begitu..bahkan atasannya korupsi,,, atau dalam kasus lain,,mereka mampu menganalisis jika si A , berhasil menduduki jabatan tertentu maka akan fatal akibatnya, karena si A diindikasikan tidak jujur..sangat berpotensi untuk melakukan korupsi. tapi ketika ditanya mau ga menandinginya? yang bersangkutan malah bergeming tidak mau dengan berbagai alasan..

bagi saya, disini letaknya peran orang jujur dan baik untuk mencegah kemunkaran. sekali lagi,,orang baik itu mesti berani mencegah kemunkaran, misalnya dengan muncul dan tampil kedepan. kalo Si A dinilai tidak layak, maka kita punya kewajiban untuk bersaing dengan si A. pencegahan kemunkaran mesti diturunkan kedalam tindakan nyata, bukan hanya dalam tataran konsep saja.

Lebih fatal lagi, jika kita memiliki potensi yang besar, tetapi kita mengkerdilkannya dengan alasan "muslim yang baik, tidak pernah mencalonkkan diri". saya 100 persen sepakan dengan pernyataan itu, tetapi harus dilihat konteksnya, kalau semua calon itu memiliki kapasitas, integritas dan capabilitas yang memadai, maka tepat sekali untuk kita berdiam diri sampai ada yang mencalonkan dengan alasan yang lebih baik. namun jika dalam kasus ada 2 orang calon kepala desa misalnya, katakanlah yang satu terkenal dengan kerakusan dan ketidak jujurannya, yang kedua- tidak memiliki kemampuan tetapi dikelilingi oleh orang-orang jahat yang berpeluang untuk memanfaatkannya, lantas kita akan diam saja?? bagi saya, tidak ada alasan bagi kita untuk berdiam diri. kediaman kita, menurut saya bisa diterjemahkan sebagai kediaman kita terhadap munculnya kemunkaran. Bukankah kita punya kewajiban amar ma'ruf nahii munkar?? dan bukankan secara sosial kita punya kewajiban untuk melindungi yang lemah dan memusuhi kedzaliman?? Lain ceritanya kalo calon-calon ini adalah calon yang baik, maka tidak salah ketika kita mengambil posisi "diam"
wallahu a'lam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. komentar, kritik, saran, atau apapun dipersilahkan..